Friday, March 18, 2011

Menguak Kasus Bom Buku


Teror bom terjadi di beberapa tempat di Jakarta. Polisi menyatakan bom-bom itu dirakit oleh orang yang memiliki keterampilan khusus.


"Yang membuat ini saya katakan memiliki keterampilan. Pasti dia punya kemampuan merakit (bom)," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Jumat 18 Maret 2011.

Boy mengatakan, bom-bom yang ditemukan di sejumlah tempat itu memiliki kesamaan dengan bom-bom rakitan yang ditemukan di beberapa daerah konflik. "Jadi di beberapa daerah konflik pernah ditemukan juga jenis-jenis bom seperti ini, tapi dengan tampilan yang berbeda," kata dia.

Namun demikian, Boy enggan menyebut di daerah mana bom serupa ditemukan. "Pokoknya ada. Yang jelas kita lakukan langkah-langkah antisipasi," kata dia.

Namun demikian, Boy menyatakan Polri tak mau menuding kelompok tertentu sebagai pelaku teror bom akhir-akhir ini. "Tunggulah. Kita tidak menuduh siapa-siapa, tapi bekerja keras mencari mereka," kata dia. "Karena nanti kalau kita terlalu banyak (mengungkap) siapa mereka itu justru kontra produktif."

Pada Selasa 15 Maret, empat paket bom dikirimkan ke empat lokasi berbeda yakni ke Kantor Berita Radio 68H, Kantor Badan Narkotika Nasional, kediaman Japto S Soerjosoemarno, dan kediaman musisi Ahmad Dhani.

Di KBR 68H, bom dirangkai di dalam buku yang berjudul "Mereka Harus Dibunuh Karena Dosa-dosa Mereka terhadap Islam dan Kaum Muslimin" meledak. Tiga orang luka-luka karena ledakan itu. Semua korban telah dilarikan ke rumah sakit.

Paket coklat itu berisi buku lengket yang dikirim seseorang bernama Sulaiman Azhar yang beralamat di Jalan Bahagia, Gg Panser No 29, Ciomas Bogor, Jawa Barat.

Sedangkan paket buku berjudul 'Yahudi Militan' yang berisi bom diterima Ahmad Dhani dikirim atas nama Alamsyah Muchtar, S.Sos, alamat Jalan Dermaga 21, Bogor, Jawa Barat.

vivanews

Artikel Terkait

0 comments:

Post a Comment

Terimakasih telah memberikan komentar di web ini. Semoga membantu dan bermanfaat.