Profile Penulis

Dalam sebuah perjalan setiap orang pasti mempunya cerita suka dan duka. kami sedikit menyampaikan sekilas perjalanan hidup kami agar dapat menjadi motovasi peserta didik dan orang lain. Sebuah kisah nyata yang benar benar terjadi dan kami alami.

Sholat Berjamaah

Selain menjarkan tentang materi pendidikan seorang guru juga di tuntuk untuk mengajarkan kebiasaan yang baik tentang keagamaan. Dengan membiasakan anak sholat berjamaah di masjid akan membentuk karakter anak yang baik.

Pembelajaran Berbasis Tehnologi dan Informasi

Perkembangan tekhnologi di dunia ini semakin cepat. Seorang pendidikan di wajibkan mengikutu perkembangan tekhnologi pendidikan khusus nya dalam pengajaran.Manfaat menggunakan tehnologi pendidikan sangat banyak sekali

Pembelajaran Pendekatan Saintifik

Untuk meningkatkan prestasi siswa siswi banyak sekali pendekatan dan metode pembelajaran yang di gunakan. Salah satu pendekatan yang kami gunakan yaitu pendekatan Saintifik. Pembelajaran pendekatan Saintifik yaitu kegiatan yang dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

Pendampingan Bakat dan Minat

Dalam sekolah/ pendidikan walau status kita bukan seorang guru olah raga kita boleh membantu guru olah raga untuk meningkatkan kelebihan kepada siswa kita. salah satunya asalah dengan memberikan tehnik tehnik bermain sepak bola. dalam memberikan tehnik tentunya kita harus berkoordinasi dengan guru sepak bola untuk bisa saling berkolaborasi.

Showing posts with label Kurikulum 2013. Show all posts
Showing posts with label Kurikulum 2013. Show all posts

Friday, November 11, 2016

Materi Workshop Dinamika dan Inovasi Pembelajaran Kurikulum 2013 Se- Kota Mataram


Kurikulum 2013 (K-13) merupakan kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun. K-13 masuk dalam masa percobaanya di tahun 2013 yang diterapkan di kelas I dan IV dengan menjadikan beberapa sekolah menjadi sekolah percobaan. Implementasi K-13 pada tahun 2014 sudah diterapkan di Kelas I, II, IV, dan V, serta pada tahun 2015 penerapan sudah dilakukan pada semua kelas mulai kelas I sampai kelas VI. Berdasarkan Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa kompetensi yang harus dimiliki siswa tingkat sekolah dasar terdiri dari 4 kompetensi yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Keempat kompetensi tersebut akan dimiliki siswa dengan penerapan K-13.
Inti dari K-13, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan tematik-integratif, yang mana semua mata pelajaran yang dikemas dalam bentuk tema dengan sistem pengajaran mengintegrasikan beberapa mata pelajaran. K-13 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan. Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Adapun obyek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan K-13 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya.
Berdasarkan Permendikbud No. 21 Tahun 2016 bahwa dalam penerapan K-13 terdapat tiga aspek penilaian yaitu aspek spiritual, aspek perilaku, aspek pengetahuan, dan aspek ketermpilan, sehingga siswa tidak hanya pandai saja dalam pengetahuan dan keterampilannya saja, melainkan juga bagus dalam sikap spiritual dan perilakunya. Tetapi dalam pelaksanaannya banyak sekali guru yang belum sepenuhnya memahami penerapan K-13 sehingga menimbulkan kebingungan dalam proses pembelajaran. Ada juga yang sudah menerapkan tetapi mengeluhkan tentang administrasi yang digunakan dalam K-13. Selain itu juga ada sekolah dasar yang belum menerapkan K-13 di sekolahnya dan masih menggunakan KTSP. Beberapa sekolah dasar yang ada di Kota Mataram sudah ada yang menerapkan K-13, tetapi sebagian besar banyak yang belum menerapkan K-13 dalam proses pembelajaran, sehingga perlu adanya sosialisasi K-13 kepada para guru dan kepala sekolah agar dapat menerapkan K-13 di sekolahnya.
Berdasarkan hal tersebut, agar kurikulum 2013 serentak dilakukan dan diimplementasikan oleh seluruh sekolah dasar di Indonesia, khususnya di Kota Mataram maka perlu dilakukan Workshop dan Implementasi Kurikulum 2013 Tingkat Sekolah Dasar agar semua sekolah dapat menerapkan kurikulum 2013. Kegiatan ini merupakan langkah awal untuk mengembangkan pendidikan di Indonesia agar lebih maju dan bisa mengejar ketertinggalan dengan negara lain. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini dilaksanakan oleh mahasiswa pascasarjana program studi Pendidikan Dasar, Universisitas Negeri Surabaya.


Maksud dan Tujuan
1.   Memberikan pengetahuan mengenai dasar-dasar Kurikulum 2013, sehingga guru dapat meningkatkan produktivitas kerja di sekolah.
2.    Memberikan kecakapan dan pengertian baru mengenai dinamika kurikulum 2013 untuk peningkatan pembelajaran
3.   Melaksanakan pembuatan perangkat pembelajaran serta penilaiannya
4.   Menerapkan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran di sekolah

5.   Mengimplementasikan proses pembelajaran berbasis Kurikulum 2013



Hasil Yang diharapkan
1.      Tumbuhnya dan meningkatnya kemampuan, minat, inovasi, dan kreativitas para guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan Kurikulum 2013 untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja profesionalnya.
2.      Meningkatnya kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang terarah.
3.      Meningkatnya kemampuan guru dalam menyusun perangkat pembelajaran .
4.      Terbukanya wawasan guru tentang Kurikulum 2013 Semua sekolah dasar di Kota Mataram dapat menerapkan Kurikulum 2013.

Materi Workshop Dinamika dan Inovasasi Pembelajaran Kurikulum 2013 Tingkat Sekolah Dasar Se-Kota Mataram
1.      Dinamika Kurikulum 2013 oleh Dr. Waspodo Tjipto Soebroto, M.Pd
2.      Penyusunan Silabus dan RPP Kurikulum 2013
3.      Penyusunan Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013
4.   Penyusunan dan Cara Membaca Raport Kurikulum 2013

Materi 1


Download  Materi 1


Materi 2


Download  Materi 2



Jadwal

Friday, October 2, 2015

Wednesday, August 20, 2014

Paradigma Kurikulum 2013

Kurikulum 2013


kurikulum 2013Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.

Kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (19) adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 Standar Nasional Pendidikan yang meliputi Standar Pengelolaan, Standar Biaya, Standar Sarana Prasarana, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, dan Standar Kompetensi Lulusan.

Ada beberapa koetensi yang harus di kuasai agar

Wednesday, May 14, 2014

Perbedaan Kurikulum KTSP 2006 dengan Kurikulum 2013

KTSP 2006Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Bab 1 Pasal 1 Ayat (15) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah “Kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.” KTSP merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan atau sekolah (Muslich, 2007:17).




    Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 sudah diimplementasikan pada tahun pelajaran 2013/2014 pada

Sunday, November 24, 2013

Langkah-langkah umum pembelajaran pendekatan saintifik

Langkah-langkah umum  pembelajaran dengan pendekatan saintifik


Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam proses pembelajaran meliputi menggali informasi melaui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran disajikan  sebagai berikut:






  1. a.        Mengamati(observasi)


Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Kegiatan  mengamati dalam pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor  81a, hendaklah  guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.




  1. b.        Menanya


Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstra berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.


Kegiatan “menanya” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor  81a Tahun 2013, adalah  mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.




  1. c.         Mengumpulkan Informasi


Kegiatan “mengumpulkan informasi”  merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Dalam Permendikbud Nomor  81a Tahun 2013, aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen,  membaca sumber lain selain buku teks,  mengamati objek/ kejadian/, aktivitas wawancara dengan nara sumber dan sebagainya. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah  mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.




  1. d.        Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi/Menalar


Kegiatan “mengasosiasi/mengolah informasi/ menalar” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor  81a Tahun 2013, adalahmemproses  informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainya, menemukan pola dari keterkaitan  informasi tersebut.Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.


Aktivitas ini juga diistilahkan sebagai kegiatan menalar, yaitu proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.  Aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia.




  1. e.         Menarik kesimpulan


Kegiatan menyimpulkan  dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan kelanjutan dari kegiatan  mengolah data atau informasi. Setelah menemukan keterkaitan antar informasi dan menemukan berbagai pola dari keterkaitan tersebut, selanjutnya secara bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok, atau  secara individual membuat kesimpulan.




  1. f.         Mengkomunikasikan


Pada pendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui  menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan “mengkomunikasikan” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor  81a Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.


Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.