Profile Penulis

Dalam sebuah perjalan setiap orang pasti mempunya cerita suka dan duka. kami sedikit menyampaikan sekilas perjalanan hidup kami agar dapat menjadi motovasi peserta didik dan orang lain. Sebuah kisah nyata yang benar benar terjadi dan kami alami.

Sholat Berjamaah

Selain menjarkan tentang materi pendidikan seorang guru juga di tuntuk untuk mengajarkan kebiasaan yang baik tentang keagamaan. Dengan membiasakan anak sholat berjamaah di masjid akan membentuk karakter anak yang baik.

Pembelajaran Berbasis Tehnologi dan Informasi

Perkembangan tekhnologi di dunia ini semakin cepat. Seorang pendidikan di wajibkan mengikutu perkembangan tekhnologi pendidikan khusus nya dalam pengajaran.Manfaat menggunakan tehnologi pendidikan sangat banyak sekali

Pembelajaran Pendekatan Saintifik

Untuk meningkatkan prestasi siswa siswi banyak sekali pendekatan dan metode pembelajaran yang di gunakan. Salah satu pendekatan yang kami gunakan yaitu pendekatan Saintifik. Pembelajaran pendekatan Saintifik yaitu kegiatan yang dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

Pendampingan Bakat dan Minat

Dalam sekolah/ pendidikan walau status kita bukan seorang guru olah raga kita boleh membantu guru olah raga untuk meningkatkan kelebihan kepada siswa kita. salah satunya asalah dengan memberikan tehnik tehnik bermain sepak bola. dalam memberikan tehnik tentunya kita harus berkoordinasi dengan guru sepak bola untuk bisa saling berkolaborasi.

Showing posts with label Education. Show all posts
Showing posts with label Education. Show all posts

Monday, September 15, 2014

MASALAH PENYEBAB DAN ALTERNATIF TINDAKAN DALAM PTK

MASALAH PENYEBAB DAN ALTERNATIF TINDAKAN DALAM PTK



Apa yang dimaksud masalah PTK


Pengertian masalah penelitian :



  1. Suatu focus perhatian yang ingin diketahui melalui penelitian

  2. Sesuatu yang ingin diketahui tetapi belum ada jawabannya

  3. Sesuatu kondisi yang menunjukkan adanya kesenjangan antara harapan dengan kenyataan dan memerlukan pemecahan



Bagaimana mendapatkan masalah dalam PTK



  • Merasakan adanya masalah dalam pembelajaran

Tuesday, August 26, 2014

Praktek Menanam Tumbuhan

SDN Gentan 02 telah menerapkan pembelajaran interaktif. salah satunya dalam pembelajaran IPA. Untuk mencapai kelulusan siswa harus melaksanakan praktek menanam bersama teman 1 kelompok. berikut kegiatanya.

RPP Tematik Kelas 4 Kurikulum 2013

Kurikulum 2013Berdasarkan keputusan kemdikbud dengan adanya perubahan kurikulum dari KTSP 2006 menuju kurikulum 2013 maka banyak sekali perubahan dari segi pembelajaran dan segi pengamatan penilaian yang dilakukan oleh guru. Kurikulum KTSP 2006 siswa di ajarkan untuk madiri dan mengutamakan intelektual, tetapi dalam kurikulum 2013 siswa SD menitik beratkan pada nilai sikap. untuk nilai intelektual akan di perbanyak saat usia sma. Semua itu tidak lepan dari Administrasi pembelajaran Guru Yaitu


RPP Kurikulum 2013


Sistem penilaian Kurikulum 2013 dan lain- lain masih banyak sekali.


maka dari itu disini kami akan menyampaikan RPP Tematik Integratif kelas 4 Kurikulum 2013


Contoh RPP Tematik Integratif kelas 4 tema 1 subtema 1 pembelajaran 1 Kurikulum 2013


=> RPP Tematik Kelas 4 Tema 1 Subtema 1


=> RPP Tematik Kelas 4 Tema 1 Subtema 2


=> RPP Tematik Kelas 4 Tema 1 Subtema 3


=> RPP Tematik Kelas 4 Tema 2 Subtema 1


=> RPP Tematik Kelas 4 Tema 2 Subtema 2


=>  RPP Tematik Kelas 4 Tema 2 Subtema 3


=> RPP Tematik Kelas 4 Tema 3 Subtema 1


=> RPP Tematik Kelas 4 Tema 3 Subtema 2


=> RPP Tematik Kelas 4 Tema 3 Subtema 3


=> RPP Tematik Kelas 4 Tema 4 Subtema 1


=> RPP Tematik Kelas 4 Tema 4 Subtema 3

Saturday, August 23, 2014

Siklus Hidrologi

[kml_flashembed publishmethod="static" fversion="8.0.0" movie="https://59e0f5b7-a-62cb3a1a-s-sites.googlegroups.com/site/pakguruian/angin.swf" width="400" height="300" targetclass="flashmovie"]

Get Adobe Flash player

[/kml_flashembed]

Ini merupakan siklus hidrologi sedang :

1. Air laut menguap menjadi gas oleh matahari

2. Terjadi kondensasi dan pembentukan awan

3.  Uang bergerak oleh tiupan angin ke darat

4. pe,nentukan awan

5. Turun hujan di permukaan

6. Air menglir dari daratan ke laut kembali

 

[button link="http://pakguruian.com/perangkat-pembelajaran/kurikulum-2013/rpp-tematik-kelas-4-kurikulum-2013" bg_color="#0065647" border="#000844" window="yes"]RPP kelas 4 KK 2013[/button]

Thursday, August 21, 2014

Tempat Pengumpulan Tugas

silahkan upload tugas anda disini

 

 

Wednesday, August 20, 2014

Paradigma Kurikulum 2013

Kurikulum 2013


kurikulum 2013Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.

Kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (19) adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 Standar Nasional Pendidikan yang meliputi Standar Pengelolaan, Standar Biaya, Standar Sarana Prasarana, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, dan Standar Kompetensi Lulusan.

Ada beberapa koetensi yang harus di kuasai agar

Tugas Ulangan Umum Tengah Semester II Kelas 5 IPA

Untuk melaksanakan tuhas klik link di bawah ini. kerjakan secara mandiri, sebelum jam 4 siang.

1. Ulangan Umum Tengah Semester II kelas 5

Sunday, May 18, 2014

Lomba Web/ Blog Guru, Sekolah Serta Multimedia Pembelajaran Inovatif 2014

Dalam masyarakat berbasis pengetahuan, peranan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat dominan. Masyarakat Indonesia yang indeks teknologinya masih rendah belum secara optimal memanfaatkan IPTEK sebagai penggerak utama perubahan masyarakat. Pendidikan dapat memfasilitasi peningkatan indeks teknologi tersebut. Oleh karena itu, peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk pendidikan menjadi sangat penting. Penerapan TIK untuk

Thursday, May 15, 2014

KEMEROSOTAN MORAL ANAK SALAH SIAPA ?

KEMEROSOTAN MORAL ANAK SALAH SIAPA ?


Zemanta Related Posts ThumbnailKurikulum apapun yg diterapkan,pelatihan apapun yg diberikan akan percuma ketika system dan undang undang direpublik ini tidak berjalan..guru disekolah mengajarkan kelembutan selama 45 menit,.anak dirumah melihat sinetron atau film kekerasan selama 5 jam,.di sekolah guru menanamkan nilai kesopanan..dirumah dengan begitu mudah siswa menyaksikan ketidaksusilaan selama berjam jam...guru diperketat dngan undang guru dan dosen serta pp..sementara tingkah laku anak terlindungi oleh uu perlindungan anak. tingkat kemerosotan moral terbukti berasal dari media masa akibat unsur pendidikan tidak menjadi dasar dalam undang undang penyiaran...terlalu naif mentri pendidikan menyudutkan guru dalam hal ini bertindaklah responsible seperti jendral kopasus..bahwa "TIDAK ADA KOPRAL YANG SALAH MELAINKAN JENDRAL YANG SALAH"

Wednesday, May 14, 2014

LINK PENTING DUNIA PENDIDIKAN

[DAFTAR LINK-LINK PENTING DUNIA PENDIDIKAN]
PTK, PD dan SEKOLAH

-------
NISN
-------
NISN : http://nisn.data.kemdiknas.go.id/page/home
PENCARIAN NISN : http://nisn.data.kemdiknas.go.id/page/data
FORMULIR NISN BARU : http://nisn.data.kemdiknas.go.id/page/dyn/4
CEK NISN PENGAJUAN TERBARU : http://refpd.data.kemdikbud.go.id/ref_nisn/pengajuan2.php?cont=2&kode=022100

-------
NPSN : http://npsn.data.kemdiknas.go.id/
--------
PENDIDIKAN DASAR (DIKDAS) : http://dikdas.kemdikbud.go.id/
PENDIDIKAN MENENGAH (DIKMEN) : http://dikmen.kemdikbud.go.id/html/index.php
PAUD : http://www.paudni.kemdikbud.go.id/
DATA REFERENSI KEMDIKBUD : http://refsp.data.kemdikbud.go.id/ref_data/index.php

----------
SERGUR : http://sergur.kemdiknas.go.id/
PESERTA UK : http://sergur.kemdiknas.go.id/sg13/

----------
DAPODIK
-----------
MANAJEMEN : http://pendataan.dikdas.kemdikbud.go.id/
PORTAL : http://infopendataan.dikdas.kemdiknas.go.id/
FORUM : http://infopendataan.dikdas.kemdiknas.go.id/forum/index.php
--------------------------
VERIFIKASI DATA GURU
---------------------------
MIRROR 1 : http://223.27.144.195/info.php
MIRROR 2 : http://223.27.144.195:8083/index.php
MIRROR 3 : http://223.27.144.195:8084/index.php
MIRROR 4 : http://223.27.144.195:8085/index.php
MIRROR 5 : http://223.27.144.195:8386/index.php
-----------------------------------------------------
CEK SK TUNJANGAN : http://223.27.144.195:8086/
------------------------------------------------------
Pemutakhiran Data NUPTK : http://padamu.kemdikbud.go.id/
------------------------------------------------------
BOS ONLINE : http://bos.kemdiknas.go.id/

Perbedaan Kurikulum KTSP 2006 dengan Kurikulum 2013

KTSP 2006Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Bab 1 Pasal 1 Ayat (15) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah “Kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.” KTSP merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan atau sekolah (Muslich, 2007:17).




    Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 sudah diimplementasikan pada tahun pelajaran 2013/2014 pada

Jumlah Jam Mengajar Dapodik Guru SMP

JUMLAH JAM SESUAI PERMENDIKNAS NO 22 THN 2006 KTSP UNTUK SMP


·         Agama              = 2 jam


·         PKN               = 2 jam


·         Bahasa indonesia   = 4 jam


·         Bahasa Inggris     = 4 jam


·         Matematika         = 4 jam


·         IPA                = 4 jam


·         IPS                = 4 jam


·         Seni Budaya        = 2 jam


·         Penjas             = 2 jam


·         Ketrampilan/TI     = 2 jam


·         Muatan Lokal       = 2 jam


·         Free 4 jam (bisa diambil oeh beberapa pelajaran)


ROMBEL YANG NORMAL


·         Rombel yang memiliki jumlah jam maksimum 36 jam, dengan tidak mengurangi jam untuk matapelajaran yang ada dalam struktur KTSP


·         Penambahan jam maksimum 4 jam yang dapat dibagi dalam beberapa pelajaran, contoh (untuk SMP) :


·         Matematika  5 jam (KTSP 4 jam)


·         IPS 5 jam (KTSP 4 jam)


·         IPA 6 jam (KTSP 4 jam) Jika ditambahkan lagi akan menjadi tidak normal

Pembagian Jumlah Jam Mengajar Dapodik Guru SD


1.  JJM adalah jumlah Jam mengajar, data ini berpengaruh dari jumlah jam yang kita masukkan dalam aplikasi pendataan bagian pembagian rombongan belajar.


2. JJM KTSP adalah jumlah jam

Tuesday, May 13, 2014

Pembelian Buku Kurikulum 2013 Tahun 2014

Kepada Yth
1. Dinas Pendidikan Provinsi
2. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
3. Kepala Sekolah Dasar
4. Kepala Sekolah Menengah Pertama

Seluruh Indonesia

Disampaikan dengan hormat bahwa pembelian buku Kurikulum 2013 sudah bisa dilakukan.
Pemesanan oleh sekolah paling lambat tanggal 28 Mei 2014.
Surat (formulir) pemesanan, daftar Judul buku, harga dan penyedia buku dapat diakses
melalui laman: http://e-katalog.lkpp.go.id/e-katalog-buku

Terima kasih
Sekretariat Pengandaan Buku Kurikulum 2013
Komplek Kemdikbud, Gedung E Lantai 5
Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270

Surat Elektronik ke Dinas dan Sekolah Pembelian Buku Kurikulum 2013
Sumber :

Friday, December 6, 2013

Pengertian Pendekatan

PENDEKATAN


Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif  (Sanjaya,  2008:127).


Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).


Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif  (Sanjaya,  2008:127).

Wednesday, December 4, 2013

Kebijakan Siswa SD Wajib Naik Kelas

Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang mencanangkan semua siswa SD harus naik kelas dikhawatirkan sejumlah pihak. Pasalnya kebijakan penghapusan tidak naik kelas ini mendorong siswa untuk malas belajar.Pemahaman tersebut ditelan secara mentah seberapa jauh kemampuan anak dalam memahami materi tetap naik kelas.
“Tiap grade punya kemampuan minimal. Ada kekhawatiran kalau ada pemahaman yang keliru malah tidak mendorong anak untuk belajar dan tidak mendorong guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran,” jelas Pengamat pendidikan dari Perguruan Muhammadiyah, Muhammad Ali, saat ditemui  di ruang kerjanya, Selasa (3/12/2013).



Meski demikian, menurut Ali, sapaan akrabnya, persoalannya bukan pada naik atau tidaknya siswa SD melainkan seberasa besar sekolah memfasilitasi anak-anak untuk mandiri sekaligus mencerdaskan. Dalam membuat kebijakan, pemerintah harus memperhatikan tiga pilar pendidikan yakni pemerataan mutu pendidikan, perluasan akses pendidikan agar orang di daerah terpencil tetap bisa mengenyam pendidikan dan peningkatan kualitas pendidikan. “Tapi kalau semangat kompetitif berlebihan bisa mengurangi perluasan akses pendidikan,” imbuhnya.
Direktur Perguruan Muhammadiyah Kota Barat  tersebut menyayangkan adanya perubahan kebijakan pendidikan tanpa adanya desain makro. Menurutnya, kebijakan tersebut bergerak dari pendulum ekstrim yang satu ke pendulum ekstrim yang lain.
Hal itu membuat pelaku pendidikan di lapangan terombang-ambing. “Kebijakan baru tidak masalah kalau ada desain makro yang dinilai paling pas untuk diterapkan,” ujarnya. Menurutnya, negara maju dengan kualitas pendidikan terbaik di dunia seperti Finlandia, Norwegia, Swedia, dan Denmark memiliki filosifi sama dalam sistem pendidikan dan tidak memiliki banyak aturan bagi siswa.
Pendidikan di negara-negara tersbeut tidak diarahkan pada kompetisi melainkan mendorong minat dan bakat anak-anak. Selain itu, suasana pembelajaran di kelas cenderung rileks dan tidak ada tekanan. “Ilmu pengetahuan menjadi mudah diserap ketika anak-anak mengikuti pelajaran di kelas tidak ada tekanan dan merasa rileks,” jelasnya. Menyikapi kebijakan Kemendikbud tersebut, Ali menekankan pentingnya peran guru dalam menentukan keberhasilan siswa. Namun, kondisi di Indonesia dinilai terjadi kemerosotan atau proletarisasi kualitas guru sehingga perlu adanya
seleksi yang ketat dalam pengangkatan guru. Seharusnya, proses seleksi guru dimulai sejak masuk kuliah dan setelah lulus kuliah. “Terutama di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di perguruan tinggi harus betul-betul menyeleksi
calon guru yang akan menjadi mahasiswanya.
Setelah lulus pun sebelum menjadi guru seharusnya menjalani proses magang selama setahun agar yang menjadi guru betul-betul orang pilihan,” paparnya.

Leukemia Limfositik Kronis

Leukemia Limfositik Kronis


DEFINISI


Leukemia Limfositik Kronik (LLK) ditandai dengan adanya sejumlah besar limfosit (salah satu jenis sel darah putih) matang yang bersifat ganas dan pembesaran kelenjar getah bening.Lebih dari 3/4 penderita berumur lebih dari 60 tahun, dan 2-3 kali lebih sering menyerang pria.Pada awalnya penambahan jumlah limfosit matang yang ganas terjadi di kelenjar getah bening. Kemudian menyebar ke hati dan limpa, dan keduanya mulai membesar.Masuknya limfosit ini ke dalam sumsum tulang akan menggeser sel-sel yang normal, sehingga terjadi anemia dan penurunan jumlah sel darah putih dan trombosit di dalam darah.Kadar dan aktivitas antibodi (protein untuk melawan infeksi) juga berkurang.Sistem kekebalan yang biasanya melindungi tubuh terhadap serangan dari luar, seringkali menjadi salah arah dan menghancurkan jaringan tubuh yang normal.Hal ini bisa menyebabkan:Penghancuran sel darah merah dan trombositPeradangan pembuluh darahPeradangan sendi (artritis rematoid)Peradangan kelenjar tiroid (tiroiditis).Beberapa jenis leukemia limfositik kronik dikelompokkan berdasarkan jenis limfosit yang terkena.Leukemia sel B (leukemia limfosit B) merupakan jenis yang paling sering ditemukan, hampir mencapai 3/4 kasus LLK.Leukemia sel T (leukemia limfosit T) lebih jarang ditemukan.Jenis yang lainnya adalah:- Sindroma S?zary (fase leukemik dari mikosis fungoides)- leukemia sel berambut adalah jenis leukemia yang jarang, yang menghasilkan sejumlah besar sel darah putih yang memiliki tonjolan khas (dapat dilihat dibawah mikroskop).


PENYEBAB


Penyebabnya tidak diketahui.


GEJALA


Pada stadium awal, sebagian besar penderita tidak memiliki gejala selain pembesaran kelenjar getah bening. Gejala yang timbul kemudian bisa berupa:LelahHilang nafsu makanPenurunan berat badanSesak nafas pada saat melakukan aktivitasPerut terasa penuh karena pembesaran limpa.Pada stadium awal, leukemia sel T bisa menyusup ke dalam kulit dan menyebabkan ruam kulit yang tidak biasa, seperti yang terlihat padasindroma S?zary. Lama-lama penderita akan tampak pucat dan mudah memar. Infeksi bakteri, virus dan jamur biasanya baru akan terjadi pada stadium lanjut.


DIAGNOSA


Kadang-kadang penyakit ini diketahui secara tidak sengaja pada pemeriksaan hitung jenis darah untuk alasan lain.Jumlah limfosit meningkat sampai lebih dari 5.000 sel/mikroL.Biasanya dilakukan biopsi sumsum tulang.Hasilnya akan menunjukkan sejumlah besar limfosit di dalam sumsum tulang.Pemeriksaan darah juga bisa menunjukkan adanya:anemiaberkurangnya jumlah trombositberkurangnya kadar antibodi.


PENGOBATAN


Leukemia limfositik kronik berkembang dengan lambat, sehingga banyak penderita yang tidak memerlukan pengobatan selama bertahun-tahun sampai jumlah limfosit sangat banyak, kelenjar getah bening membesar atau terjadi penurunan jumlah eritrosit atau trombosit.Anemia diatasi dengan transfusi darah dan suntikan eritropoietin(obat yang merangsang pembentukan sel-sel darah merah).Jika jumlah trombosit sangat menurun, diberikan transfusi trombosit.Infeksi diatasi dengan antibiotik.Terapi penyinaran digunakan untuk memperkecil ukuran kelenjar getah bening, hati atau limpa.Obat antikanker saja atau ditambah kortikosteroid diberikan jika jumlah limfositnya sangat banyak.Prednison dan kortikosteroid lainnya bisa menyebabkan perbaikan pada penderita leukemia yang sudah menyebar. Tetapi respon ini biasanya berlangsung singkat dan setelah pemakaian jangka panjang, kortikosteroid menyebabkan beberapa efek samping.Leukemia sel B diobati denganalkylating agent, yang membunuh sel kanker dengan mempengaruhi DNAnya.Leukemia sel berambut diobati dengan interferon alfa dan pentostatin.


PROGNOSA


Sebagian besar LLK berkembang secara perlahan.Prognosisnya ditentukan oleh stadium penyakit.Penentuan stadium berdasarkan kepada beberapa faktor, seperti:- jumlah limfosit di dalam darah dan sumsum tulang- ukuran hati dan limpa- ada atau tidak adanyaanemia- jumlah trombosit.Penderita leukemia sel B seringkali bertahan sampai 10-20 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis dan biasanya pada stadium awal tidak memerlukan pengobatan.Penderita yang sangat anemis dan memiliki trombosit kurang dari 100.000/mikroL darah, akan meninggal dalam beberapa tahun.Biasanya kematian terjadi karena sumsum tulang tidak bisa lagi menghasilkan sel normal dalam jumlah yang cukup untuk mengangkut oksigen, melawan infeksi dan mencegah perdarahan.Prognosis leukemia sel T adalah lebih buruk.Sumber : www.medicastore.com

Tuesday, December 3, 2013

Tehnik Penilaian Pembelajaran Berbasis Masalah ( PBM )

Teknik penilaian dalam PBM
Sebetulnya tidak ada teknik penilaian khusus yang diperuntukkan dalam PBM. Hal yang penting bagi guru adalah dapat mengumpulkan informasi penilaian yang valid dan reliabel. Mengingat tujuan PBM bukan untuk pemerolehan sejumlah besar pengetahuan deklaratif, maka penilaian tidak cukup hanya melalui tes tertulis. Sesuai tujuan PBM, secara spesifik penilaian dalam PBM dapat ditujukan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah atau kemampuan berpikir kritis.

Penilaian kinerja dipandang cocok dalam PBM. Penilaian kinerja memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dapat mereka lakukan bila dihadapkan pada situasi-situasi masalah nyata, sehingga dapat digunakan untuk mengukur potensi pemecahan masalah peserta didik di samping kemampuan kerja kelompok. Penilaian kinerja tersebut dilakukan dalam bentuk checklists dan rating scale.

PBM memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan sosial atau keterampilan kolaboratif melalui aktivitas diskusi. Keterampilan tersebut dapat meliputi keterampilan bekerja sama, keterampilan interpersonal, dan peran aktif dalam kesuksesan kelompok. Keterampilan tersebut dapat dinilai melalui observasi.

Contoh Pembelajaran Berbasis Masalah ( PBM )

Contoh Kegiatan PBM

Sesuai dengan Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang standar proses, kegiatan pembelajaran terdiri atas tiga tahap, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Tahapan 1 PBM dapat dikategorikan sebagai bagian dari tahapan pendahuluan. Sementara tahapan 2, 3, 4, dan 5 merupakan tahapan inti. Namun, tahapan 5 dapat pula dikategorikan sebagai tahapan penutup. Dalam kegiatan pembelajaran, beberapa peserta didik mungkin memerlukan penguatan/pengayaan dan beberapa lainnya memerlukan remidi. Kegiatan penguatan/pengayaan dilakukan untuk memperkuat dan memperkaya pemahaman peserta didik yang telah mencapai atau melampaui pencapaian kompetensi minimal. Pengayaan dapat berbentuk tugas proyek yang dilakukan di luar jam pelajaran. Di sisi lain, kegiatan dilakukan untuk memfasilitasi dan membantu peserta didik yang belum mencapai penguasaan kompetensi minimal yang ditentukan.


Berikut adalah contoh kegiatan PBM, khsususnya pada mata pelajaran IPA, yang terdiri atas tahapan pendahuluan, inti, dan penutup.




  1. a.    Pendahuluan


Pada tahap ini, dilakukan Tahap 1 sintaks PBM, yaitu mengorientasi peserta didik pada masalah. Masalah tersebut dapat disajikan dalam bentuk gambar, diagram, film pendek, atau power point. Misalnya, dalam pelajaran IPA, masalah tersebut terkait dengan aktivitas pendiduk yang membuang limbah rumah tangga secara liar ke lingkungan sekitar. Setelah peserta didik mencermati (mengamati) sajian masalah, guru mengajukan pertanyaan pengarah (menanya) untuk mendorong peserta didik memprediksi atau mengajukan dugaan (hipotesis) mengenai dampak dari pembuangan limbah rumah tangga, seperti deterjen, terhadap kehidupan organisme. Selanjutnya, guru menginformasikan tujuan pembelajaran.




  1. b.   Inti


Tahapan inti mencakup tahap-tahap 2, 3, 4, dan 5 dalam sintaks PBM.


1)        Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar (Tahap 2)


a)    Melalui kegiatan tanya jawab (menanya), guru mengingatkan kembali langkah-langkah atau metode ilmiah. Metode ilmiah tersebut dapat disajikan dalam bentuk bagan.


b)   Guru mengorganisasi peserta didik untuk belajar dalam bentuk diskusi kelompok kecil. Guru dapat menjelaskan lebih rinci alternatif-alternatif strategi untuk menyelesaikan masalah yang ditentukan, yaitu terkait dengan dampak pembuangan limbah terhadap kehidupan organisme.


c)    Guru membimbing peserta didik secara individual maupun kelompok dalam merancang eksperimen untuk menguji dugaan (hipotesis) yang diajukan. Masing-masing kelompok mempresentasikan hipotesis dan rancangan eksperimennya untuk mendapat saran dari kelompok lain maupun dari guru. Kelompok-kelompok lain maupun guru dapat memberikan penilaian dan saran terhadap presentasi tersebut. Kelompok yang dinilai paling baik memperoleh penghargaan.


2)        Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok (Tahap 3)


a)    Guru memberi bimbingan kepada peserta didik untuk melakukan penyelidikan atau eksperimen. Bimbingan tersebut meliputi pengumpulan informasi yang berkaitan dengan materi yang diangkat dalam permasalahan, misalnyamengenai pengaruh deterjen terhadap kehidupan organisme dan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.


b)   Kelompok peserta didik melakukan eksperimen berdasarkan rancangan yang telah mereka buat dengan bimbingan guru (experimenting). Perangkat eksperimen diletakkan di tempat yang mudah diamati setiap hari. Guru membimbing kelompok yang mengalami kesulitan.


3)        Mengembangkan dan menyajikan hasil karya (Tahap 4)


Peserta didik dalam kelompok mengembangkan laporan hasil penelitian sesuai format yang sudah disepakati. Kelompok terpilih mempresentasikan hasil eksperimen (mengomunikasi). Setiap kelompok diberi waktu 10 menit.Kelompok lain menanggapi hasil presentasi dan guru memberikan umpan balik.


4)        Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah (Tahap 5)


a)    Guru bersama peserta didik menganalisis dan mengevaluasi terhadap proses pemecahan masalah yang dipresentasikan setiap kelompok maupun terhadap seluruh aktivitas pembelajaran yang dilakukan.


b)   Guru memberikan penguatan (mengasosiasi) terkait penguasaan pengetahuan atau konsep tertentu, misalnya dampak deterjen terhadap kehidupan organisme.




  1. c.     Penutup


Dengan bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan hasil diskusi. Guru dapat melakukan kegiatan pengayaan bagi peserta didik yang telah mencapai ketuntasan. Sebaliknya, guru dapat memberikan remidi bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan.

Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah ( PBM )

Langkah-langkah PBM

Pada dasarnya, PBM diawali dengan aktivitas peserta didik untuk menyelesaikan masalah nyata yang ditentukan atau disepakati. Proses penyelesaian masalah tersebut berimplikasi pada terbentuknya keterampilan peserta didik dalam menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus membentuk pengetahuan baru. Proses tersebut dilakukan dalam tahapan-tahapan atau sintaks pembelajaran yang disajikan pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Sintaks atau Langkah-Langkah PBM

































Tahap



Aktivitas Guru dan Peserta didik


Tahap 1

Mengorientasikan peserta didik terhadap masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan sarana atau logistik yang dibutuhkan.Guru memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah nyata yang dipilih atau ditentukan
Tahap 2

Mengorganisasi peserta didik untuk belajar
Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang sudah diorientasikan pada tahap sebelumnya.
Tahap 3

Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dan melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan kejelasan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah.
Tahap 4

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru membantu peserta didik untuk berbagi tugas dan merencanakan atau menyiapkan karya yang sesuai sebagai hasil pemecahan masalah dalam bentuk laporan, video, atau model.
Tahap 5

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses pemecahan masalah yang dilakukan

(Sumber: Nur, 2011)


Tahapan-tahapan PBM yang dilaksanakan secara sistematis berpotensi dapat mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah dan sekaligus dapat menguasai pengetahuan yang sesuai dengan kompetensi dasar tertentu. Tahapan-tahapan PBM tersebut dapat diintegrasikan dengan aktivitas-aktivitas pendekatan saintifik sesuai dengan karakteristik pembelajaran dalam Kurikulum 2013 sebagaimana tertera pada Permendikbud No. 81a Tahun 2013. Aktivitas-aktivitas tersebut adalah mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/eksperiman, mengasosiasikan/mengolah informasi, dan mengkomunikasikan.