Sunday, August 15, 2010

Optimalisasi Pembelajaran di Bulan Ramadhan

Optimalisasi Pembelajaran di Bulan Ramadhan


Bulan Ramadan sudah tiba. Seluruh umat Islam harus menahan rasa haus dan lapar termasuk perkara yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari.


MESKI PUN menjalani ibadah puasa, aktivitas belajar tidak boleh dikurangi dan dihentikan. Banyak peserta didik yang sedang berpuasa, cenderung mengurangi kegiatan belajarnya karena dikhawatirkan akan cepat lelah. Padahal, tetap bergiat melakukan aktivitas belajar sepanjang tidak berlebihan sangat dianjurkan. Justru, bila bermalas-malasan dan menghabiskan waktu dengan banyak tidur akan menyebabkan tubuh tidak bertenaga karena aktivitas olah tubuh dan olah pikir menjadi terhenti.


Dalam menjalani bulan Puasa ini, pemerintah telah mengimbau agar sekolah tetap melangsungkan proses belajar-mengajar sebagaimana biasanya. Tak dapat dimungkiri bahwa dalam menjalani proses pembelajaran, rasa kantuk akan sering menyerang sehingga konsentrasi dalam menerima materi pelajaran sedikitnya terganggu. Namun demikian, efektivitas belajar harus berlangsung secara baik. Oleh karenaitu, tiap sekolah harus merencanakan proses pembelajaran selama bulan Ramadan tersebut.


Ada beberapa persiapan yang patut dilakukan sekolah guna mendapatkan berkah bulan Ramadan melalui aktivitas pembelajaran sehingga nilai amaliah tercapai secara optimal. Pertama, guru mengingatkan peserta didik bahwa bulan Ramadan akan segera tiba. Guru mengajak mereka agar menyambut dengan hati gembira datangnya bulan istimewa ini untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan berlomba meningkatkan kualitas ibadah dan meraih derajat tertinggi di sisi Allah SWT.


Kedua, membangun suasana Ramadan di sekolah dengan menyusun agenda kegiatan yang bernuansa keagamaan. Membangun suasana kondusif ini amat penting agar motivasi peserta didik menjalani ibadah puasa termasuk belajar tidak kendur. Salah satu caranya dengan mengubah penataan kelas sehingga dapat dilangsungkan salat berje-maah, kultum dan tadarus Alquran dan mengisi buku amaliah puasa. Kemudian, kelas dapat pula dihiasi berbagai kaligrafi, gambar-gambar islami, hadis yang berkaitan dengan tema puasa sehingga akan membangkitkan semangat pada saaat menahan lapar dan haus.


Ketiga, mengurangi aktivitas secara fisik dalam proses pembelajaran seperti meniadakan pelajaran olah raga agar peserta didik dapat menjalankan ibadah puasanya secara mudah dan tidak menguras tenaga. Jam pelajaran pun biasanya dikurangi beberapa menit. Agar terhindar dari rasa kantuk, guru harus mengurangi metode ceramah dengan menggantikannya metode lain yang menarik aktivitas berpikir peserta didik.


Keempat, sekolah selain melakukan pendidikan reguler juga melakukan pembinaan akhlak siswa untuk menguatkan pendidikan spiritual melalui penyelenggaraan pesantren Ramadan. Pembinaan nilai-nilai keagamaan selain merupakan salah satu media positif bagi siswa untuk membentengi diri dari pe-ngaruh negatif dalam pergaulan juga diharapkan mengubah perilaku siswa yang tadinya mengacuhkan pelaksanaan ibadah menjadi lebih taat mt njalankan ajaran agama.


Kelima, mempertebal kesalehan sosial dengan memperbanvak kegiatan infak, sedekah, dan zakat sebab Allah SWT berjanji akan melipatgandakan balasan amalan ini. Untuk memotivasi siswa, tidak ada salahnya diadakan lomba infak dan sedakah antarkelas. Pada akhir kegiatan pesantren diberikan penghargaan kepada kelas yang mengumpulkan nilai santunan paling banyak.


Terpenting adalah kegiatan pembelajaran itu selain tidak meninggalkan materi kurikulum juga harus bernuansa religius (keagamaan). Agar seluruh program tepat sasaran, diperlukan keteladanan dan pengawasan dari semua guru untuk memantau kegiatan keagamaan siswa.

Artikel Terkait

0 comments:

Post a Comment

Terimakasih telah memberikan komentar di web ini. Semoga membantu dan bermanfaat.