Friday, April 15, 2022

Pemikiran Kihajar Dewanatara

Bagaimana sih pemikiran kihajar dewanatara itu ? yuk kita bahas




Ki Hajar Dewantoro (KHD) sejak kecil yaitu filosofi Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangun Karso, Tutwuri Handayani. Dulu saya saya pahamnya cuma yang Tut Wuri Handayani. Intinya jadi murid harus nurut sama gurunya. Akhir akhir ini saya mencerna cerna sendiri. Ternyata ketika kita jadi guru itu diibaratkan seperti Ing Ngarso Sung Tulodho. Ketika di depan jadi pemimpin, kita harus bisa jadi teladan bagi siswa dan bagi guru yang lainnya. 

Kemudian ketika kita di tengah tengah siswa maupun komunitas guru, maka kita harus bisa banyak karya, harus bisa kerjasama, harus bisa saling memotivasi.

Akhir akhir ini saya mendengar pemikiran KHD muncul kembali. Terutama dalam masalah merdeka belajar, dan pengajaran yang berpusat pada siswa. 

Untuk merdeka belajar intinya bagaimana membuat anak sejahtera dalam belajar. Bisa maksimal berkarya, kritis, dan kreatif, tanpa ada tekanan. Percaya diri dalam menyampaikan ide idenya. Kemudian mendapatkan guru yabg selalu menghargai karya karyanya. 

Sedangkan yang berpusat pada siswa berarti guru harus menskenario ulang. Jangan sampai guru dominan berbicara dalam pembelajaran. Guru harus banyak melibatkan siswa bahkan banyak memberi kepercayaan pada siswa. Tetapi tetap dengan pembimbingan yang terstruktur. 

Pemikiran KHD ini sangat relevan dengan pembelajaran abad 21 Yang menuntut adanya kolaborasi, komunikasi, kritis, dan kreatif. Jika pendidikan berpusat pada siswa maka 4 hal tersebut akan mudah dimiliki oleh siswa. 

Setiap orang yang memilih dunia Pendidikan menjadi pilihan hidupnya yaitu menjadi guru tentu sangat mengenal nama RM. Soewardi Soerjaningrat atau yang dikenal dengan Ki Hajar Dewantara, sosok inspiratif di dunia Pendidikan Indonesia. Melalui pemikiran beliau yang sangat maju yaitu Pendidikan harus memerdekakan kehidupan manusia. Pendidikan yang harus di sandarkan pada pembentukan jiwa merdeka dan bermafaat bagi masyarakat. Kemerdekaan sebagai syarat dan tujuan membentuk kepribadian dan kemerdekaan batin bangsa Indonesia agar para murid selalu tegak berdiri membela perjuangan bangsanya, hal ini dikarenakan kemerdekaan menjadi tujuan pelaksanaan Pendidikan sehingga sistem pengajaran harus bermanfaat bagi pembangunan jiwa dan raga bangsa, untuk itu menurut Ki Hajar Dewantara bahan-bahan pengajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan hidup rakyat, Pendidikan bukan sebagai pemaksanaan namun harus berdasar pada tertib dan damai, tata tenteram dan kelangsungan batin, cinta tanah air dan nasionalisme menjadi prioritas. Karena ketetapan pikiran dan batin itulah yang akan menentukan kualitas seseorang. Karakter yang kuat dan budi pekerti yang luhur dan buah piker untuk maju adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan agar Pendidikan dapat meningkatkan kualitas dan memajukan kesempurnaan hidup, yaitu kehidupan yang selaras dengan perkembangan dan kemajuan jaman dengan tanpa meninggalkan jiwa kebangsaan. Perkambangan dunia yang pesat dan cepat serta pergaulan hidup antar bangsa dengan bangsa lainnya tidak dapat terelakkan. Kebudayaan asing yang berasal dari luar semakin mungkin untuk masuk berakulturasi dengan kebudayaan nasional. Oleh karena itu sebagaimana yang disampaikan Ki Hajar Dewantara hendaklah sebagai anak bangsa kita harus memilah dan memilih mana yang baik untuk menambah kualitas dan kemuliaan hidup dan mana budaya asing yang akan merusak identitas dan jiwa rakyat Indonesia dengan selalu mengingat bahwa semua kemajuan di bidang ilmu pengetahuan harus berorientasi pada pembangunan martabat bangsa. Dalam pandangan Ki Hajar Dewantara pada sisi kehidupan psikologinya, bahwa manusia memiliki daya jiwa yaitu adanya cipta, karsa dan karya. Pengembangan manusia seutuhnya menuntut pengembangan semua daya secara seimbang. Pengembangan yang hanya menitikberatkan pada satu daya saja akan menghasilkan perkembangan manusia yang tidak utuh. Bahwa Pendidikan yang menenkankan pada aspek intelektual saja hanya akan menjauhkan murid dari masyarakatnya. Dan ternyata Pendidikan sampai sekarangpun hanya menekankan pada pengembangan daya cipta dan kurang memperhatikan pengembangan olah rasa dan karsa. Apabila terus berlanjut maka akan menjadikan manusia yang kurang humanis atau manusiawi.

Pendidikan yang teratur adalah yang bersandar pada perkembangan ilmu pengetahuan atau ilmu pendidikan. Ilmu ini tidak boleh berdiri sendiri, ada saling hubungan dengan pengetahuan lain. Ilmu harus berfungsi sebagai pelengkap sempurnanya mutu pendidikan dan pembangunan karakter kebangsaan yang kuat.

Dalam menyelenggarakan pengajaran dan didikan kepada rakyat, Ki Hajar menganjurkan agar kita tetap memperhatikan ilmu jiwa, ilmu jasmani, ilmu keadaban dan kesopanan (etika dan moral), ilmu estetika dan menerapkan cara-cara pendidikan yang membangun karakter.

Seorang pendidik yang baik, kata Ki Hajar Dewantara, harus tahu bagaimana cara mengajar, memahami karakter peserta didik dan mengerti tujuan pengajaran. Agar dapat mewujudkan hasil didikan yang mempunyai pengetahuan yang mumpuni secara intelektual maupun budi pekerti serta semangat membangun bangsa.

Pendidikan nasional saat ini memiliki segudang persoalan. Mulai dari wajah pendidikan yang berwatak pasar dan menyebabkan hilangnya daya kritis tenaga didik terhadap persoalan bangsanya, hingga pemosisian lembaga pendidikan sebagai sarana menaikkan strata sosial dan ajang mencari ijazah belaka.

Di samping itu, kandungan pendidikan dan pengajaran sekarang ini tidak memuat nilai-nilai kebangsaan. Pendidikan kini hanya melahirkan sikap individualisme, hedonisme dan hilangnya jiwa merdeka. Hasil pendidikan seperti ini tidak dapat diharapkan membangun kehidupan bangsa dan negara bermartabat.

Nah, di sinilah relevansi pemikiran Ki Hajar Dewantara di bidang pendidikan: mencerdaskan kehidupan bangsa hanya mungkin diwujudkan dengan pendidikan yang memerdekakan dan membentuk karakter kemanusiaan yang cerdas dan beradab.


Gagasan pendidikan dari KH Dewantoro yang berkaitan dengan pendidikan di Indonesia yang menurut pendapat saya yang masih  relevan  untuk  pendidikan di Indonesia saat ini adalah  TRILOGI Kepemimpinan(Ing Ngarsa Sung Tulodho, Ing Madya Mangun Karsa dan Tut Wuri Handayani) dan TRINGA (Ngreti, Ngrasa, Nglakoni).

Relevansi pemikiran dengan Pendidikan saat ini menggunakan TRILOGI Kepemimpinan adalah  Trilogi kepemimpinan akan melahirkan calon-calon pemimpin bangsa ini yang berkarakter membimbing dengan keteladanan (Ing ngarsa sung tuladha) membina dengan membangun kemauan (Ing madya mangun karsa) memerdekakan untuk berkreativitas dengan tetap memberi kekuatan (Tutwuri Handayani). Jadi pendidik hanya melakukan Tut Wuri Handayani, kecuali masalah-masalah yang dihadapi anak didik tersebut membahayakan dirinya sendiri, baru pendidik mengambil alih tindakan terhadap permasalahan-permasalahan tersebut. Alasan diterapkannya TRINGA adalah sesuai dengan penerapan Kurikulum 2013 yang menekankan pada pandangan afektif, kognitif, dan psikomotor sesuai dengan trilogy ini, yaitu:

Ngreti = memahami dengan akal / pikiran / koqnitif.

Ngrasa = menghayati dengan perasaan / afektif.

Nglakoni = mengamalkan dengan perbuatan / psikomotor Ilmu yang dipelajari akan bermanfaat bila sudah diamalkan (ilmu iku kasiyate kanthi laku).

Artikel Terkait

0 comments:

Post a Comment

Terimakasih telah memberikan komentar di web ini. Semoga membantu dan bermanfaat.